Jakarta-KNEKS, Dalam rangka memperkuat ekosistem startup industri halal, Inkubasi Bisnis, inovasi bernilai tambah tinggi, dan digitalisasi, Para Pemangku Bisnis Nasional dan Internasional didukung Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menggelar Executive Inspiratalk 2025. Acara yang berlangsung pada 3 Juni 2025 di Masjid Istiqlal, Jakarta, ini menghadirkan para pemimpin industri yang berkolaborasi untuk mendorong masa depan ekonomi syariah berbasis teknologi dan keberlanjutan diantaranya Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA Menteri Agama dan Imam Besar Masjid Istiqlal (melalui tapping video), Prof. Abdul Mu'ti Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, KH. Salahuddin Al Aiyub, M.Si Ketua MUI, perwakilan dari Muhammadiyah dan NU. Acara ini menjadi wadah bagi berbagai Pemangku Kepentingan untuk membahas strategi mengembangkan industri halal berbasis digital, diikuti oleh 150 peserta mulai dari pelajar, mahasiswa, media, pelaku industri, dan akademisi yang memiliki minat terhadap ekonomi syariah, industri halal, teknologi hijau, dan keberlanjutan.
Dalam sesi utama acara, Ir. Putu Rahwidhiyasa, MBA, CIPM, selaku Direktur Bisnis dan Kewirausahaan Syariah KNEKS, menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor sangat diperlukan untuk memperkuat ekosistem startup industri halal dan digitalisasi.
“Kita memiliki peluang besar dalam industri halal berbasis digital. Namun, untuk dapat berkembang pesat, ekosistem industri halal membutuhkan dukungan dari berbagai Pemangku Kepentingan—baik dari Pemerintah, Akademisi, Komunitas, maupun Korporasi,” ujar Putu.
Ia mengajak kolaborasi Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Huawei, Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Universitas Lampung (UNILA), Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Universitas Nahdlatul Ulama (UNU), Masjid Istiqlal, Telkomsel, dan Paragon Corp untuk bersama-sama membangun ekosistem startup industri halal yang berdaya saing global.
Putu juga menyoroti pentingnya inovasi berbasis teknologi dalam industri halal. "Digitalisasi bisa menjadi game-changer bagi industri halal. Kita harus mendorong lebih banyak startup halal untuk memanfaatkan teknologi seperti blockchain, AI, dan ekosistem e-commerce syariah agar lebih kompetitif di pasar global," tambahnya.
Acara Executive Inspiratalk 2025 menjadi tonggak penting dalam mempercepat digitalisasi industri halal dan mendorong ekosistem startup berbasis syariah agar lebih inovatif dan berkelanjutan.
“Ke depan, kita perlu mendorong lebih banyak startup halal untuk berani masuk ke pasar global, dengan produk yang tidak hanya halal, tetapi juga sustainable dan berbasis teknologi digital,” tutup Putu Rahwidhiyasa.
Acara ini disiarkan secara langsung melalui Facebook dan Instagram Huawei Indonesia, sehingga dapat diakses oleh lebih banyak audiens yang memiliki minat terhadap ekonomi syariah, industri halal, halal lifestyle, digital, green, dan keberlanjutan.
Sejumlah pemimpin industri turut hadir sebagai pembicara dalam acara ini, termasuk:
🔹 Findi Novia, Kepala Departemen Grup Wardah, Paragon Corp, yang membahas strategi memperkuat produk halal nasional di pasar global.
🔹 Ceppy Djakaria, VP Manajemen Akun Korporat Telkomsel, yang menjelaskan peran transformasi digital dalam industri halal.
🔹 Mohamad Rosidi, Direktur Strategi dan Bisnis ICT Huawei Indonesia, yang memaparkan strategi pemanfaatan teknologi untuk masa depan ekonomi syariah.
🔹 Dr. Mahrus, M.Ag, dari Kementerian Agama, yang menyoroti dukungan kebijakan terhadap industri halal berbasis pendidikan dan pesantren.
Sebagai tuan rumah, Masjid Istiqlal juga memainkan peran penting dalam memfasilitasi dialog strategis untuk penguatan ekonomi syariah dan digitalisasi industri halal di Indonesia. Dengan kolaborasi yang semakin luas antara pemerintah, akademisi, industri, dan komunitas, ekosistem startup industri halal di Indonesia diharapkan menjadi lebih maju, inovatif, dan memiliki daya saing global.
Penulis : Helma Agustiawan
Redaktur Pelaksana : Lidya Dewi N