Bandung-KNEKS, Paviliun Kriya Nusantara menjadi saksi penting bagi perkembangan ekonomi kreatif halal dan modest fashion Indonesia. Kunjungan pada 7 Juni 2025 oleh Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar bersama jajaran Kementerian serta Direktur Bisnis dan Kewirausahaan Syariah KNEKS, Putu Rahwidhiyasa, memperkuat komitmen Indonesia dalam mengembangkan industri kreatif berbasis halal dan berkelanjutan.
Dalam pertemuan tersebut, Putu menyampaikan bahwa Indonesia perlu memanfaatkan momentum untuk mendeklarasikan sebagai Pusat Kreatif Modest Fashion Dunia. Industri modest fashion Indonesia telah berkembang pesat, dengan banyak Jenama lokal yang mulai dikenal di pasar internasional. Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya menjaga rantai nilai parfum dari hulu ke hilir. Minyak nilam sebagai bahan baku parfum telah hampir sempurna terbentuk rantai nilainya. Namun, manufaktur hilirnya masih perlu didukung Pemerintah agar dapat bersaing di pasar global.
Wamenekraf Irene Umar menyampaikan bahwa Indonesia memiliki kekayaan luar biasa dalam industri kreatif. Salah satu langkah konkret yang sedang dilakukan adalah pengembangan produksi botol kaca parfum oleh pengrajin lokal, mengurangi ketergantungan pada impor. Lebih lanjut, Kementerian Ekraf juga menginisiasi program Emak-emak Matic (Emak-emak Melek Teknologi) untuk meningkatkan literasi digital bagi pengusaha ekonomi kreatif, khususnya perempuan. Program ini bertujuan agar para Pengusaha lebih memahami teknologi yang dapat membantu pemasaran dan pengembangan bisnis mereka.
Industri parfum memiliki potensi besar di pasar global. Permintaan terhadap parfum terus meningkat, terutama di segmen premium dan niche. Indonesia sendiri memiliki keunggulan dalam produksi minyak atsiri, dengan ekspor mencapai Rp 4,2 triliun pada tahun 2024. Namun, tantangan seperti ketersediaan bahan baku dan akses pasar global masih perlu diatasi. Sejarah rempah-rempah Indonesia juga menjadi bagian penting dalam perdagangan dunia. Pulau Run, yang dahulu menjadi pusat produksi pala, bahkan pernah ditukar dengan Pulau Manhattan dalam Perjanjian Breda tahun 1667. Hal ini menunjukkan betapa berharganya rempah-rempah Indonesia di mata dunia.
Sobur, pemilik Kriya Nusantara, telah berpengalaman selama 15 tahun dalam spesialisasi packaging parfum. Kini, ia tengah mengembangkan produk home diffuser untuk memperluas pasar. Bahkan, di Timur Tengah, packaging parfum menjadi faktor utama dalam menentukan aroma dan nilai jual produk. Dengan berbagai inisiatif dan dukungan dari Pemerintah serta Pelaku Industri, Indonesia semakin siap untuk menjadi pusat ekonomi kreatif halal dan modest fashion dunia. Kolaborasi antara Kementerian, Komunitas, dan Pengusaha menjadi kunci utama dalam mewujudkan visi ini.
Penulis : Helma Agustiawan
Redaktur Pelaksana : Lidya Dewi N