IDEN
Pengembangan BMT menuju Sustainabilitas melalui Transformasi Digital
16 March 2023

Yogyakarta, KNEKS - Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menyelenggarakan pelatihan Baitul Maal wat-Tamwiil (BMT) 4.0 di Yogyakarta pada hari Selasa hingga Jum’at (14-17/3). Pelatihan tersebut diikuti oleh 30 BMT yang mengirimkan masing-masing seorang perwakilan.

Meskipun diselenggarakan di Yogyakarta, pelatihan ini juga diikuti oleh peserta yang tidak berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Animo keikutsertaan kegiatan pelatihan cukup besar, terbukti dengan keikutsertaan peserta dari luar Yogyakarta secara daring, seperti Jawa Barat, Banten, Madura, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Selama pelatihan peserta mendapatkan materi seperti pengantar fiqih muamalah, akad simpanan dan pembiayaan, model bisnis BMT, akutansi syariah, manajemen risiko, praktek aplikasi core system dan lain-lain. Agar barokah dalam menjalani pelatihan maka setiap pagi diawali dengan sholat subuh berjamaah dilanjutkan diskusi Memahami dan Mendalami Al Quran (MMQ).

KNEKS menggunakan istilah BMT sebagai suatu konsep yang mensenyawakan aspek sosial (baitul maal) dan aspek komersil (baitut tamwil).  Dengan demikian, BMT yang dimaksud mencakup Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) yang diawasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM serta Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Acara hari pertama dibuka oleh Bagus Aryo selaku Deputi Direktur Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) KNEKS.  Bagus mengawali sambutannya dengan penjelasan tentang KNEKS yang dilanjutkan dengan pentingnya digitalisasi bagi BMT.  

Ia mengatakan bahwa dengan adanya digitalisasi maka akan mendukung pengawasan, penguatan kelembagaan, meningkatkan kinerja keuangan dan meningkatkan layanan kepada anggota.

Saat ini, koperasi yang masuk klasifikasi usaha koperasi (KUK) 3 dan 4, yakni yang asetnya minimal Rp100 miliar dan anggota lebih dari 9.000 orang diwajibkan tersambung dengan dashboard pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM sehingga digitalisasi merupakan suatu keharusan.

Adapun berikut tahapan digitaliasasi suatu BMT melalui empat tahap, yakni terimplementasinya:

  1. fungsi minimal operasional BMT (core lite microfinance system): neraca, nisbah tabungan, dan lain-lain;
  2. pengembangan management support sistem pelaporan dan pengawasan;
  3. pengembangan pelayanan anggota misalnya pembukaan simpanan via HP, proses pembiayaan online, dan lain-lain;
  4. pengembangan aspek bisnis misalnya suply chain membangun ekosistem digital, dan lain-lain.

KNEKS menargetkan hingga tahun 2024 minimal ada 500 BMT yang terdigitalisasi.  Hingga saat ini telah ada 340 BMT yang terdigitalisasi, serta adanya 3 BMT pilot project implementasi QRIS.

Pelaksanaan pelatihan BMT 4.0 di Yogyakarta merupakan pelatihan BMT 4.0 kedua yang diselenggarakan oleh KNEKS di tahun 2023. Pelatihan pertama di tahun 2023 diselenggarakan di Jawa Tengah (Kota Solo).

Penulis: Iwan Rudi Saktiawan
Redaktur Pelaksana: Ishmah Qurratu'ain

Berita Lainnya