Jakarta, KNEKS – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama dengan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menyelenggarakan “Business Meeting - Halal Tech Expo 2022” bertempat di Auditorium Graha Widya Bhakti 123 KST BJ Habibie, Serpong, pada hari Selasa (11/10). Business Meeting ini diikuti lebih dari 80 peserta lolos kurasi dari 152 Pelaku Usaha yang mendaftar. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Halal Tech Expo & Forum 2022.
Pelaksana tugas (Plt) Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, Dr. Hendrian dalam sambutannya menyampaikan bahwa Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia dapat menjadikan pengembangan riset dan inovasi produk halal sebagai langkah strategis dalam mendukung perekonomian nasional. “Selain karena populasi Muslim yang besar, permintaan atas produk halal terus meningkat dan penggunaan produk halal saat ini telah menjadi lifestyle” jelas Dr. Hendrian.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut penandatanganan MoU antara KNEKS dan BRIN untuk mengimplementasikan beberapa program riset dan inovasi prioritas yang disaksikan oleh Wakil Presiden pada Rapat Pleno tahun lalu. “Wakil Presiden memberikan arahan agar MoU harus ditindaklanjuti dengan rencana kerja yang quick wins alias netes, dan ini menjadi bagian penting dalam membantu pelaku usaha untuk memperbaiki kualitas, kuantitas dan kontinuitas produksinya” jelas Putu Rahwidhiyasa, Direktur Bisnis & Kewirausahaan Syariah KNEKS.
Salah satu tujuan Business Meeting adalah untuk memperkuat ekosistem riset dan inovasi, terutama dalam mendukung pertumbuhan dan pengembangan produk halal di Indonesia. “Kami (BRIN) berharap kegiatan ini dapat memperkuat jaringan kolaborasi dan kerja sama dalam rangka pemanfaatan hasil riset dan inovasi pada pengguna khususnya pelaku UMKM” ujar Dr. Dadan Nugraha, Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementerian/Lembaga, Masyarakat, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah BRIN.
Terdapat 6 (enam) pusat riset yang terlibat dalam Business Meeting Halal Tech Expo 2022 ini antara lain: Produk Biomassa dan Bioproduk, Produk Teknologi Proses Pangan, Produk Teknologi Tepat Guna, Produk Agroindustri, Produk Teknologi Proses Radiasi, dan Produk Mikrobiologi Terapan.
Dalam pelaksanaan Business Meeting ini terdapat 2 (dua) skema kerjasama yang ditawarkan oleh BRIN yaitu Skema Alih Teknologi Lisensi dan Skema Fasilitasi Usaha Mikro Berbasis IPTEK atau disingkat FUMI. Hasil diskusi antara periset dan pelaku usaha, terdapat 37 peserta dilanjutkan pendampingan FUMI, dan 1 peserta mengajukan alih teknologi lisensi.
Penulis: Miftahul Achyar
Redaktur Pelaksana: Ishmah Qurratu'ain