Samarinda, KNEKS - Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menyelenggarakan Workshop Sinergi Edukasi dan Penyelarasan Kurikulum Ekonomi Syariah dengan Perguruan Tinggi di Provinsi Kalimantan Timur pada Selasa dan rabu (24-25/5). Workshop ini dilaksanakan dalam rangka mendukung program kerja strategis terkait peningkatan kualitas SDM ekonomi syariah di Indonesia.
Kegiatan ini setidaknya dihadiri oleh 40 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Samarinda, serta dihadiri pula oleh beberapa lembaga dan industri di sektor ekonomi dan keuangan syariah seperti Muamalat Institute, Alami Institute, Bank Syariah Indonesia Kalimantan Timur, dan Baznas Provinsi Kalimantan Timur. Kegiatan workshop kemudian dilanjutkan dengan penyelasaran kurikulum yang dihadiri oleh 12 orang dari internal FEBI UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda untuk membahas kurikulum dari tiga program studi di rumpun ekonomi dan keuangan syariah UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda.
Kegiatan workshop ini diharapkan dapat memberikan peluang dan strategi yang dapat dilakukan berkaitan dengan program magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Dengan mendorong penerapan MBKM di perguruan tinggi di Provinsi Kalimantan Timur, KNEKS berharap dapat mendorong link and match kebutuhan industri dan meningkatkan kualitas SDM ekonomi syariah.
M. Soleh Nurzaman alias Deden yang merupakan Kepala Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekonomi Syariah KNEKS menyampaikan bahwa pengembangan SDM ekonomi syariah tidak dapat terlepas dari peran perguruan tinggi. Terlebih menghadapi era disrupsi teknologi seperti saat ini, maka menjadi tantangan bagi pengembangan SDM dalam dunia pekerjaan.
Materi disampaikan oleh Hayati Zahri selaku Analis Kebijakan Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekonomi Syariah yang menekankan bahwa permasalahan dalam magang oleh mahasiswa adalah masih adanya gap informasi antara perguruan tinggi dan industri. Selain itu, Hayati mengungkapkan bahwa saat ini tenaga pendidik yang berasal dari praktisi masih minim.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Wachid Asad Muslimin selaku Direktur Alami Institute. Dia yang menyampaikan bahwa Alami baru berdiri pada tahun 2019 dan sudah mendapatkan lisensi dari OJK di tahun 2020. Saat ini produk Alami terdiri dari Alami peer to peer dan Hijra Bank App. Pada tahun 2022 ini juga Alami mendapatkan penghargaan sebagai perusahaan dengan pemberi kerja yang paling peduli terhadap pegawai dan sebagai perusahaan dengan lingkungan kerja terbaik di Asia. Selain itu, Alami saat ini telah memberikan 15.000 pekerjaan di sektor peternakan ikan.
Adapun Anton dari Muamalat Institute kemudian menyampaikan bahwa program magang MBKM nantinya dapat menjadi wadah/awalan bagi SDM dalam mengenal lebih jauh industri di sektor ekonomi dan keuangan syariah. Hal ini dilatarbelakangi bahwa peningkatan kualitas SDM dapat memengaruhi secara signifikan terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan syariah. Terbukti saat ini Human Development Index Indonesia masih menempati urutan ke 6 di Asia Tenggara, maka pengembangan SDM ini menjadi fokus utama dalam mendorong perkembangan ekonomi syariah.
Saat ini di Samarinda telah terdapat 7 outlet Bank Syariah Indonesia, dan ada beberapa di tenggarong serta wilayah lainnya di Kalimantan Timur. BSI Kalimantan Timur akan membuka pengajuan magang dari UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda baik dari FEBI maupun fakultas lainnya. Kehadiran Alami Institute, Muamalat Institute dan Bank Syariah Indonesia dalam Workshop ini diharapkan dapat mendukung terlaksananya program MBKM terutama program magang dengan terjalinnya kerjasama antara Perguruan Tinggi dengan industri mitra.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi yang membahas mengenai penyelerasan kurikulum FEBI UIN Samarinda. Di sesi ini, Deden menjelaskan bahwa peta keilmuan yang menjadi dasar baik untuk pembentukan prodi maupun penyusunan kurikulum. Ia mengungkapkan apabila ada integrasi antara S1 Ekonomi Syariah dengan S2 Ekonomi Syariah, maka dapat dibuat desain program fast track bagi mahasiswa lulusan S1 Ekonomi Syariah yang ingin melanjutkan S2 Ekonomi Syariah, karena terdapat banyak repetisi.
Dalam sesi diskusi penyelarasan kurikulum, pihak FEBI UIN Samarinda menyampaikan bahwa dalam penyusunan kurikulum mereka menginginkan mahasiswa memiliki kompetensi keislaman serta kompetensi dalam ekonomi syariah, meskipun resikonya adalah total SKS yang tinggi. Maka dari itu, Hayati menambahkan bahwa perlu adanya diskusi dan kesepakatan antara prodi dengan industri mitra untuk program magang MBKM agar outputnya tidak terlalu umum. Melalui workshop ini harapannya dapat membuka peluang antara kebutuhan industri dan SDM ekonomi syariah di Indonesia.
Penulis: Ardhini Risfa Jacinda dan Putri Oktavia Rusadi
Redaktur Pelaksana: Ishmah Qurratu'ain