Jakarta, KNEKS - Umat muslim memang dituntut harus adaptif, apalagi di era digital seperti sekarang ini. Melek akan teknologi, inovatif, dan kreatif tentunya sangat dibutuhkan.
Dengan mampu mengikuti perkembangan suatu zaman dengan baik, selain tidak tertinggal dari suatu zaman, juga bisa memberikan dampak besar bagi kehidupan.
Misalnya saja dalam mengembangkan literasi syariah. Muslim yang mampu beradaptasi dengan baik akan bisa mengembangkan literasi syariah secara digital dengan baik.
Salah satu bentuk perwujudan muslim yang adaptif di era digital bisa dilihat dari serial animasi anak yang kontennya fokus kepada literasi syariah, yakni Riko The Series.
Co-Founder Riko The Series Yuda Wirafianto mengatakan fokus Riko The Series dalam literasi syariah dilatarbelakangi oleh kesadaran para pengusaha muslim yang ingin memberikan kontribusi kepada masyarakat luas.
“Jadi kalau bisa dibilang kita ini tercipta untuk memiliki usaha yang sosial impact-nya itu ada di konten dakwah, yang mana pahalanya dapat, tapi dunianya dapat juga, itu pertama,” ujarnya.
Kedua, literasi atau konten syariah, terutama untuk anak-anak, saat ini sangat minimalis dibandingkan dengan konten-konten lain yang masuk dari berbagai platform, seperti di Youtube, televisi atau tayangan-tayangan dari rumah produksi besar yang ada di dunia.
“Tayangan itu kan meringsep masuk, lalu tayangannya ditonton, dibeli tiket filmnya, di-subscribe, kemudian merchandise-nya juga dibeli, acaranya pun didatangi,” tambah Yuda.
Fenomena itu dipelajari Riko The Series untuk membuat konten islami yang tidak hanya bisa disukai anak-anak tapi juga dicontoh. Pembuatan tokoh-tokoh atau cerita-cerita yang isinya dapat mengajak anak-anak pun dibuat agar mereka lebih mengenal Islam.
Dalam memproduksi konten literasi syariah, Riko The Series memegang prinsip mengedepankan bagaimana caranya dengan suatu tayangan dapat membuat anak-anak lebih mengenal dan mencintai Al-Quran.
Sejauh ini, untuk mengkampanyekan literasi syariah, media yang diproduksi oleh Riko The Series melalui media digital. Platform yang digunakan Youtube. Platform Youtube dipilih lantaran besarnya pasar yang ada di sana saat ini.
Selain itu, media produksi Riko The Series juga mengeluarkan merchandise. Di mana merchandise itu terdapat barcode yang jika di-scan, barcode itu akan mengeluarkan suara yang akan bercerita mengenai tokoh-tokoh muslim.
Yuda memaparkan Riko The Series menggunakan sejumlah strategi untuk mempromosikan Riko The Series. Pertama, bekerjasama dengan influencer yang mempunyai visi misi sama dalam mengembangkan konten literasi syariah. Kedua, masuk dalam komunitas-komunitas muslim untuk memperkenalkannya. Ketiga, melalui kerja sama dengan lembaga-lembaga sekolah untuk menonton dan belajar bersama.
Terakhir atau keempat, setiap Jumat Riko The Series mengadakan siaran langsung pukul 16.00 WIB. “Setiap Jumat kita adakan perlombaan setoran hafalan dengan hadiah setiap minggunya itu ada sekitar Rp5 juta,” imbuh Yuda.
Yuda menjelaskan, cara mempromosikan literasi syariah lewat digital syariah ke masyarakat adalah dengan membangun narasi bahwa konten syariah itu memiliki nilai global. Artinya nilai-nilai kebaikan yang bisa didapatkan oleh seseorang sangat universal.
Narasi seperti itu, menurutnya tidak hanya diterima muslim, tapi juga non-muslim. Konten-konten seperti yang ada di Riko The Series yang tidak mengandung kekerasan dan tidak ada kata kasar sehingga bisa diterima para orang tua manapun.
“Kita memperkenalkan kalau konten Riko The Series ini dari segi penamaan Riko (tokoh utama). Dari sisi desain, ada robot pakaiannya seperti anak kecil pada umumnya. Kemudian secara strategi desain kita buat konten Riko ini bisa traveling bukan hanya di Indonesia, tapi sampai ke luar negeri. Kita juga memperkenalkan konten syariah yang memiliki nilai-nilai universal sehingga bisa diterima oleh siapapun,” papar Yuda.
Pada saat kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, semua lini terkena dampak, termasuk Riko The Series. Pendapatan Riko The Series mengalami penurunan, lantaran perusahaan yang bekerjasama dengan Riko The Series terkena dampak. Hal itu turut berdampak bagi Riko The Series.
Studio Riko The Series juga sempat mengalami macet produksi karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Otomatis hal ini berakibat pada kinerja yang berkurang, belum lagi ditambah klien juga mengurangi belanjanya.
“Tapi, alhamdulillah kita bisa menyesuaikan diri dengan memperkuat kerja sama ke komunitas-komunitas muslim, komunikasi langsung ke customer institusi yang kita perbanyak. Alhamdulillah mulai kelihatan perbaikan kondisinya,” ujar Yuda.
Meski begitu, dalam pandangannya, di saat pandemi ini literasi melalui konten digital sedang sangat dibutuhkan. Dalam pembelajaran-pembelajaran daring, guru membutuhkan alat peraga digital yang banyak. Selain itu sekolah-sekolah juga membutuhkan konten-konten islami. Media pembelajaran digital yang kreatif bisa digunakan untuk pembelajaran daring yang efektif agar para siswa tidak mengalami kebosanan dan terasa interaktif.
Literasi syariah via digital jika dimanfaatkan dengan baik, bisa menjadi salah satu alat yang sangat strategis dan penting untuk mendorong pertumbuhan baik itu pertumbuhan literasi ataupun pertumbuhan ekonomi.
Dengan memperbaiki konten-konten literasi syariah yang dikonsumsi oleh masyarakat, baik itu untuk anak muda, kecil, ataupun orang dewasa akan lebih meningkatkan kesadaran kaum Islam pada khususnya, serta orang Indonesia pada umumnya, tentang kebaikan cara hidup syariah
“Jadi ini adalah cara yang sangat penting dan menurut saya ini salah satu pilar utama kalau Indonesia mau leading di ekonomi syariah. Apalagi digital murah, cepat di akses,” pungkas Yuda.
Penulis: Andika & Aldi
Redaktur Pelaksana: Ishmah Qurratu'ain