IDEN
Kembangkan Ekonomi Syariah, KNEKS: Milenial Jadilah Pemain!
22 May 2020

Jakarta, KNEKS - Perkembangan ekonomi dan keuangan syariah ke depan akan ditentukan oleh kelompok usia milenial. Kontribusi para milenial sangatlah penting untuk mengangkat ekonomi dan keuangan syariah Indonesia.

Direktur Pendidikan dan Riset Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat mengatakan milenial mesti menjadi pemain untuk mengembangkan dan mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

“Caranya, pertama mulai dari diri sendiri dulu. Terapkan hidup yang sesuai dengan syariah atau gaya hidup halal dari diri kita sendiri, itu paling penting. Mungkin levelnya mulai dengan perlahan, tetapi ada kenaikan tren dan itu dilakukan konsisten,” jelas Emir, dalam acara Talkshow Ramadhan “Sharia Perspective: Muda Cerdas Kelola Keuangan ala Syariah”, Kamis (21/5).

Setelah itu, lakukan hal yang kedua, yakni menjadi promotor. Seperti yang dilakukan US UNO Syariah dan Fine Aja yang menyelenggarakan acara ini. Kegiatan ini menurutnya, menunjukan level yang bukan saja pemain, namun sudah menjadi promotor.

Lebih lanjut, dilansir dalam laman Yayasan Bhakti Bangsa, Emir mengungkapkan, diperkirakan pada 2045 jumlah penduduk usia produktif atau milenial Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Mencapai 41 persen dari seluruh penduduk di Asia Tenggara. Untuk itu, milenial ini perlu terinklusi di dalam sektor keuangan syariah dengan baik.

Terlebih para milenial erat kaitannya dengan digital. Data tahun 2018 menunjukan, rentang usia 15-19 tahun menjadi pengguna internet terbanyak yakni 91% kemudian diikuti dengan usia 20-24 tahun sebanyak 88,5% dan 25-29 sebesar 82,7%, pertumbuhan pengguna internet sebanyak hampir 28 juta orang, dimana penetrasi penggunaan internet ini sangat mempengaruhi tingkat inklusi keuangan di suatu negara.

Sementara itu, CFO Fine Aja Zahra Nabila Kurnia mengingatkan milenial harus pandai mengatur keuangan. Terlebih disaat pandemi Covid-19 yang sedang menuju waktu lebaran 1441 H.

Di kondisi yang tidak menentu kapan berakhirnya Covid-19, Zahra menyarankan para milenial untuk menghemat dan memprioritaskan pengalokasian dananya dengan tepat. “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya, itu ada dalam Al-Quran,” terangnya.

Kepala Program Mualaf Center Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Salahuddin El-Ayyubi menambahkan, milenial perlu menanamkan pola pikir bahwa harta dibawa mati. “Maksudnya harta itu dibawa mati adalah nilai-nilai kebaikan harta tersebut melalui zakat, infak, sedekah dan wakaf. Nilai-nilai kebaikan itulah yang harus dibawa mati,” ujarnya.

Dalam harta, Salahuddin mengingatkan bahwa harta itu hanya titipan dan bisa diambil kapan saja. Jadi diminta jangan sampai lupa diri. Selain itu, ia berpesan untuk mencari harta yang halal, jauhi gharar, maisir, dan riba.

Penulis: Andika, Aldi, Annisa
Redaktur Pelaksana: Achmad Iqbal

Berita Lainnya