IDEN
Indonesia Siap Dukung Zanzibar Mengembangkan UMKM dan Keuangan Syariah
24 April 2025

Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) memimpin delegasi Indonesia dalam menerima kunjungan Zanzibar Economic Empowement Agency (ZEEA) (23/4), bertempat di PNM Tower. Pertemuan membahas peluang kerja sama pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan pengembangan keuangan syariah serta optimalisasi pengelolaan zakat. Kedua belah pihak sepakat untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan keuangan syariah yang saling menguntungkan.

Chairperson ZEEA, CPA Juma Amour Mohamed, selaku pimpinan delegasi Zanzibar menyampaikan bahwa Zanzibar merupakan negara bagian dari Tanzania dengan 99% penduduknya beragama islam dan memiliki potensi besar untuk mengembangkan produk halal, namun belum memiliki lembaga sertifikasi halal. “Zanzibar bermaksud belajar dari pengalaman Indonesia dalam menyusun kerangka peraturan dan membangun kelembagaan terkait sertifikasi halal,” ujarnya. Selain itu, delegasi Zanzibar juga tertarik untuk mengembangkan program pembinaan UMKM yang diintegrasikan dengan Keuangan Syariah dan Zakat yang telah dikembangkan oleh PNM dan BAZNAS.

Delegasi Indonesia dipimpin oleh KNEKS bersama PNM, BAZNAS dan LPDB, menyambut baik inisiatif kerjasama ini dan menyatakan bahwa Indonesia siap untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan. "KNEKS siap untuk mengkoordinasikan berbagai pihak baik regulator, praktisi maupun akademisi dalam memberikan Technical Assistance yang dibutuhkan untuk mengembangkan ekonomi halal dan keuangan syariah di Zanzibar,” ujar Putu Rahwidhiyasa, Direktur Bisnis dan Kewirausahaan Syariah, KNEKS.

Program Mekaar, PNM menjadi salah satu pendekatan strategis dalam pemberdayaan UMKM. Direktur Operasional PNM, Sunar Basuki menyampaikan bahwa program Mekaar telah memberdayakan lebih dari 15 juta perempuan prasejahtera di seluruh Indonesia. "Kami menyambut baik ketertarikan Zanzibar untuk mereplikasi pendekatan kami. Program ini tidak hanya memberi akses pembiayaan syariah, tetapi juga pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan," ujarnya. Lebih lanjut PNM menjelaskan dampak sosial ekonomi Program Mekaar terhadap Nasabah PNM. “Sebanyak 73.89% Nasabah PNM mengalami peningkatan pendapatan setelah bergabung dengan Program Mekaar, dan sebanyak 62,9% mengalami peningkatan dalam ketahanan finansial,” sambung Razak Manan Ahmad EVP Services Development and Management. Delegasi Zanzibar juga berkesempatan untuk berdialog langsung dan melihat produk UMKM dari Nasabah Mekaar Syariah PNM.

Delegasi Indonesia turut menjelaskan kontribusi Zakat terhadap pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan pelaku usaha pra-sejahtera melalui Program Baznas Microfinance Desa dan Mesjid. Total dana yang telah disalurkan oleh Baznas Microfinance sebesar Rp 23,1 Miliar per tahun atau Rp 92,4 Miliar selama 4 tahun sejak program ini diluncurkan. “Dari sekitar 32 ribu mustahik penerima zakat, 20 ribu diantaranya telah keluar dari garis kemiskinan,” jelas Muhammad Hasbi Zaenal, Wakil Direktur Pusat Kajian BAZNAS.

Ari Permana, Direktur Syariah LPDB menyampaikan sejak 2008, LPDB telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 13,69 Triliun kepada 54.190 UMKM melalui 2.236 Koperasi. Lebih lanjut, “Apabila diperlukan, LPDB siap menyediakan bantuan teknis dalam pengembangan skema dana bergulir sesuai Syariah di Zanzibar,” ujar Ari.

Pertemuan ini diharapkan menjadi awal bagi terbentuknya kerja sama teknis yang berkelanjutan antara Indonesia dan Zanzibar dalam bidang pemberdayaan UMKM Industri Halal serta penguatan keuangan syariah. Inisiasi ini mencerminkan komitmen kedua belah pihak dalam membangun solidaritas antar negara berkembang melalui pertukaran pengetahuan, peningkatan kapasitas, dan kolaborasi strategis guna mewujudkan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan serta sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Berita Lainnya