IDEN
Sinergitas Akses Keuangan Syariah Kota Palu melalui Islamic Ecosystem
18 June 2024

Palu, KNEKS - Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) bersama Kantor Perwakilan Kementerian/Lembaga anggota, Pemerintah Daerah, serta lembaga keuangan syariah, yaitu Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah beserta OPD Provinsi Sulawesi Tengah, Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nasional (DJPbN) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kanwil Kementerian Agama (Kemenag), dan Bank Syariah Indonesia (BSI), berkolaborasi untuk meningkatkan inklusi keuangan syariah melalui Islamic Ecosystem.  

Acara ini diselenggarakan di aula Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nasional Provinsi Sulawesi Tengah (12/6) dengan partisipan dari berbagai lapisan masyarakat, seperti perwakilan pondok pesantren dan sekolah Islam, masjid, BUMDes, dan manajer cabang bank syariah wilayah Kota Palu dan sekitarnya.  

Ketua Tim Pondok Pesantren Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah, H. Ihsan, menyampaikan sambutan serta dukungan penuh Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah untuk program ini, mengingat objek utama dari program ini adalah masjid dan pondok pesantren. Ia menekankan kemandirian pesantren dengan sistem transformasi digital melalui perekonomian pesantren.  

Acara sosialisasi dibuka oleh Kepala Sekretariat KDEKS Provinsi Sulawesi Tengah, Yuniarto Wasman. Ia turut menyampaikan sambutan dari Gubernur Sulawesi Tengah beserta dukungan kepada Islamic ecosystem yang mencakup berbagai sektor, “Mulai dari perbankan syariah hingga asuransi syariah, untuk menjadi kunci dalam meningkatkan kesejahteraan serta peningkatan inklusi keuangan syariah masyarakat,” pungkasnya. 

Deputi Direktur Inklusi Keuangan Syariah KNEKS, Eka Jati, memaparkan berbagai upaya peningkatan inklusi keuangan syariah yang dikoordinasikan oleh KNEKS, BI, dan OJK seperti sertifikasi halal,  Laku Pandai (Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif/branchless banking), dan EPIKS (Ekosistem Pesantren Inklusif Keuangan Syariah). Ia kemudian menyampaikan amanat dari Wakil Presiden Indonesia selaku Ketua Harian KNEKS yang mengharapkan pesantren agar menjadi lokomotif penggerak ekonomi dan keuangan syariah. 

Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tengah, Anis Sabirin menjelaskan tentang pelaksanaan pre-test dan post-test untuk mengukur pemahaman peserta mengenai ekonomi dan keuangan syariah. Anis juga menguraikan program sertifikasi halal yang ditujukan kepada UMKM sektor Mamin (Makanan dan Minuman) dan Juru Sembelih, bekerja sama dengan Kemenag, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Peternakan. 

Kemudian Rakyan, perwakilan Grup Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah OJK, mengungkapkan bahwa literasi keuangan syariah tahun ini meningkat sebesar 39%, dengan selisih literasi antara keuangan syariah dan konvensional berkurang menjadi 26%. Namun, ia menekankan bahwa peningkatan literasi harus diiringi dengan peningkatan akses layanan dan produk keuangan syariah yang sesuai kebutuhan masyarakat. Sulawesi Tengah menduduki peringkat kedua dalam jumlah pondok pesantren di Pulau Sulawesi.  

Dalam upaya meningkatkan inklusi keuangan syariah di pesantren, OJK memiliki program seperti Santri Cakap Keuangan Syariah (SAKINAH) dan Ekosistem Pesantren Inklusi Keuangan Syariah (EPIKS). Program-program ini melibatkan ekosistem pesantren seperti santri, orangtua, guru, lembaga pesantren, pelaku UMKM di sekitar pesantren, hingga masjid. 

Adapun Zainal Abidin dari BSI Sulawesi Tengah menyampaikan bahwa ATM Syariah di Indonesia kini berjumlah 200.000, mencakup ATM Bersama dan Prima. Ia menyempaikan program digitalisasi keuangan syariah BSI seperti Digitren, BSI Indogrosir, dan BSI Smart Agent (Laku Pandai) yang bertujuan mempermudah akses layanan keuangan syariah dan meningkatkan inklusi keuangan syariah masyarakat. 

Kolaborasi ini menunjukkan komitmen semua pihak yang terlibat, termasuk KNEKS, BI, OJK, BSI, dan instansi pemerintahan daerah Sulawesi Tengah, dalam mendukung dan memperkuat program keuangan syariah untuk meningkatkan inklusi keuangan syariah di Indonesia.  

Dengan sinergi yang solid dan berkelanjutan, diharapkan Islamic Ecosystem ini dapat berperan aktif dalam memperluas akses keuangan syariah kepada masyarakat, mendorong kemandirian pesantren, serta memperkuat pemberdayaan UMKM dan komunitas lokal sehingga dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. 

Penulis: Zahrotu Farodisa Salma dan Anisa Tresnaasih 
Redaktur Pelaksana: Ishmah Qurratu'ain

Berita Lainnya