IDEN
Fenomena Gaya Hidup Halal Berdampingan dengan Digital
03 September 2020

Jakarta, KNEKS - Gaya hidup halal kini menjadi tren. Ghirah masyarakat untuk bisa menerapkan gaya hidup yang sesuai dengan syariat sedang berkembang. Euforia hijrah yang marak sejak beberapa tahun terakhir merupakan bukti bahwa kaum muslim Indonesia kian mendalam kadar keislamannya.

Kemajuan teknologi digital yang terus berkembang bukannya menjadikan kaum muslim Indonesia semakin luntur religiusitasnya, tetapi justru sebaliknya, semakin religius dan islami. Selain itu, kemajuan teknologi telah membentuk gaya hidup halal berdampingan dengan digital di kalangan kaum muslim yang modern.

Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) mendorong gaya hidup halal ini agar bisa terus berdampingan dengan kemajuan teknologi. Untuk itu dikeluarkan lebih banyak aplikasi yang ada pilihan mendukung gaya hidup halal, seperti Tokopedia Salam, Bukalapak Syariah, Shopee Barakah, ada Layanan Syariah LinkAja.

“Kita mendorong ini semua supaya gaya hidup masyarakat itu tetap kekinian, keren, tapi tetap pilihan syariahnya itu tersedia. Kita ingin model itu berkembang lebih kuat lagi. Konsumen itu adalah pasar, pada saat pasar meminta hadirnya barang yang halal melalui digitalisasi, produsen dan pelaku usaha akan mengarah ke sana.” ujar Direktur Industri Produk Halal KNEKS Afdhal Aliasar.

Masyakat jika sudah terbiasa memadukan gaya hidup halal dengan teknologi, kebiasaan sehari-harinya penuh dengan digital. Seperti ketika hendak ingin makan, orang akan mengecek dulu via digital apakah yang dimakan sudah terverifikasi halal atau belum, ketika membayar pun memakai keuangan syariah.

Keuangan syariah sendiri sudah bisa dikatakan maju. Layanan digital keuangan syariah kini sudah menyediakan internet banking, mobile banking, dan uang elektronik.

Selain itu, dari sisi wisata juga akan memilih wisata halal, dimana ketika berwisata, para wisatawan ini bisa melakukan ibadah dengan baik, mudah menemukan makanan halal, dan mendapatkan hiburan-hiburan yang sehat untuk keluarga. Dengan adanya digital akan memudahkan wisatawan untuk mendapatkan informasi seputar wisata yang seperti ini.

“Itu pemenuhan kebutuhan sebenarnya, karena kebutuhan itu ada dan menjadi gaya hidup. Begitu pasar atau masyarakat mendorong gaya hidup halal, insyaallah nantinya para produsen akan ikut mengembangkannya,” terang Afdhal.

Jadi, Afdhal mengajak kepada masyarakat agar mengkampanyekan pelayanan halal. Sehingga akan mendorong terciptanya ekosistem halal yang mendukung keseharian muslim.

Tidak jauh berbeda, Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) Ronald Yusuf Wijaya juga mengungkapkan gaya hidup halal dan digital saling berhubungan. Gairah masyarakat untuk mencari “halal” bisa terbantukan dengan digital.

Ronald mencontohkan, ketika ada orang berhijrah, orang ini akan bisa dengan mudah belajar mendalami pola hidup halal. “Dahulu mungkin jika tidak menemukan lingkungan yang tepat susah berhijrah. Namun, sekarang dengan adanya digital bisa mengatasi persoalan itu,” tambahnya.

Tingginya gairah masyarakat akan gaya hidup halal yang terjadi sekarang, menurut Ronald, mesti diimbangi dengan banyaknya pemain industri halal yang beragam, baik itu di sektor kosmetik, fesyen, keuangan, pariwisata, maupun hiburan. Dengan begitu, akan bisa mendukung perkembangan gaya hidup halal di masyarakat.

Penulis: Aldi, Andika, Ira, Azuma
Redaktur Pelaksana: Iqbal

Berita Lainnya