IDEN
Kuatkan UMKM Halal di Era New Normal, KNEKS Ambil Peran
10 August 2020

Jakarta, KNEKS - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) saat ini sedang menghadapi masa new normal, sebuah proses adaptasi baru bagi pelaku usaha, setelah sebelumnya pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Pada masa kebijakan PSBB, tidak sedikit sektor UMKM yang terkena imbasnya. Mulai dari omset yang menurun karena permintaan yang menurun pula dan pembatasan transaksi ekonomi hingga mengalami kerugian bahkan tak jarang yang gulung tikar.

Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menyampaikan Provinsi Sumatera Selatan memiliki komoditas daerah yang potensial karena dapat memberikan kontribusi besar bagi  pembangunan ekonomi nasional. Komoditas ini juga dapat dimanfaatkan oleh sektor UMKM yang juga mendominasi jenis usaha di Indonesia.

“Pemanfaatan hasil olahan perkebunan dan pengembangan ekonomi berbasis pesantren dapat menjadi sektor yang dapat dimanfaatkan UMKM Provinsi Sumsel di saat new normal,” tutur Emir dalam webinar yang diselenggarakan oleh IAEI dan Universitas Muhammadiyah Palembang dengan tema Strategi UMKM di Sumatera Selatan pada Masa New Normal dalam Konteks Islami, Selasa (21/7)

Ada beberapa strategi yang disiapkan KNEKS untuk mendorong UMKM di sektor industri halal, diantaranya adalah menyiapkan bimbingan teknis untuk pengembangan UMKM industri halal, menyusun direktori pembiayaan syariah bagi UMKM, implementasi daftar siap halal (DSH) sebagai solusi kesiapan UMK dalam sertifikasi halal, mengembangkan konsep pasar rakyat digital madani, kolaborasi layanan keuangan syariah (KoLaKS), dan program kerjasama pengembangan UMKM berbasis pesantren.

Dalam kesempatan ini, Ketua Dewan Syariah APINDO Aries Muftie mengatakan krisis 1997-1998 berbeda dengan krisis 2020 akibat pandemi, disaat itu UMKM menjadi unit usaha yang tangguh.

“Karena ada kebijakan lockdown atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) UMKM tidak dapat survive, dan juga menyebabkan ekspor dan impor terganggu,” tutur Aries. Aries melanjutkan, Saat ini pemerintah menyiapkan beberapa kebijakan sektoral maupun fiskal untuk mendukung UMKM menghadapi new normal.

“UMKM go digital, perluasan basis data Sistem Informasi Kredit Program untuk menyatukan database UMKM, pengembangan skema UMKM berbasis cluster dan integrasi dengan industri besar, mendorong formalitas UMKM dan naik kelas, mendorong skema investasi jangka panjang bagi UMKM (korporasi petani dan nelayan), dan dukungan pemerintah melalui penyediaan ekosistem pengembangan usaha,” jelasnya.

Selanjutnya, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengajak para Pelaku Usaha untuk menghidupkan kembali sektor-sektor ekonomi syariah termasuk UMKM yang bergerak di bidang keuangan dan non keuangan.

“Saat new normal inilah yang paling tepat untuk menggairahkan kembali UMKM syariah, ekonomi kreatif, kuliner halal, pariwisata, perjalanan syariah, perhotelan dan ritel produk syariah. Begitu juga layanan medis syariah bisa bekerjasama dengan rumah sakit Islam yang terintegrasi, untuk memberikan pelayanan medis,” ajak Herman.

Herman juga mengatakan, memasuki arah new normal atau adaptasi baru hendaknya juga pelaku usaha merubah cara pandang dalam menyikapi tantangan ini.

“UMKM yang berhasil adalah UMKM yang dapat merubah cara berpikir bisnis, dan merubah cara pandangnya dari fix maindset menjadi growt maindset. Yaitu melihat segala sesuatu peluang dan bukan kesulitan,” tutup Herman.

Penulis: Andika, Aldi, Annisa
Redaktur Pelaksana: Iqbal

Berita Lainnya