IDEN
Perusahaan Luar Negeri Siap Hadir untuk Kawasan Industri Halal Indonesia
10 August 2020

Jakarta, KNEKS - Kawasan industri halal menarik minat para pengusaha dari luar negeri. Mereka sedang menunggu kesempatan untuk membuka pabrik di kawasan industri halal Indonesia.

Demikian diungkapkan Direktur Pengembangan Ekonomi Syariah dan Industri Halal Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Afdhal Aliasar. Ia mengatakan para pengusaha menantikan kawasan industri halal di Indonesia.

“Ternyata banyak yang sudah hadir, sudah datang ke Indonesia menyampaikan komitmen untuk membuka pabrik di Indonesia. Kemudian membuka pabrik dan usaha mereka di dalam suatu kawasan industri yang integrasi halalnya bisa dikembangkan dengan baik,” tuturnya, dalam webinar series, Jumat (24/7).

Hal ini yang kemudian KNEKS coba terus kembangkan bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Afdhal menyampaikan, pengembangan kawasan industri menjadi hal yang sangat menarik. Jika dilihat dari jumlah kawasan industri yang ada di Indonesia, jumlahnya makin lama makin meningkat. Secara potensi, khusus yang diluar pulau Jawa memiliki potensi yang lebih besar lagi.

Saat ini, beberapa kawasan ekonomi khusus sengaja di dorong pemerintah untuk bisa hadir mengembangkan kawasan industri halal. Berdasarkan informasi dari Kemenperin, sudah ada dua kawasan industri yang mengajukan permohonan melalui sistem informasi industri nasional, keduanya hanya tinggal melakukan verifikasi. Dua kawasan itu antara lain, Modern Cikande Industrial Park di Banten dan Safe and Lock di Sidoarjo.

Sementara itu, Akademisi SBM ITB Wawan Dhewanto mengatakan untuk membangun kawasan industri halal perlu memperhatikan aspek area, produk, tim manajemen, serta sarana dan prasarana.

Dengan kawasan industri halal ini, Wawan berharap bisa tercipta pelayanan terpadu di satu kawasan. Di mana kawasan itu bisa memberikan segala kemudahan.

“Memudahkan untuk mendapatkan bahan baku, memudahkan untuk ke pasar, memudahkan untuk mendapat sertifikasi, memudahkan untuk mendapatkan sumber daya manusia yang handal, dan memudahkan untuk membuat branding,” tutur Wawan.

Lebih lanjut, Wawan menjelaskan ada sejumlah negara yang sudah membangun kawasan industri halal. Contohnya Malaysia, sudah ada 21 kawasan industri halal, baik yang disokong pemerintah maupun swasta.

Selain itu, ada Uni Emirat Arab yang memiliki beberapa kawasan industri halal, salah satunya adalah Dubai Halal Cluster. Kawasan industri ini bergerak di sektor makanan dan minuman, logam, transportasi, mesin, dan manufaktur. Kemudian Pakistan, di mana kawasan industri halal ini terfokus pada bidang farmasi, makanan dan minuman, serta produk elektronik.

Tidak hanya di negara muslim, kawasan industri halal juga dibangun di negara yang bukan di negara muslim, seperti China, Spanyol, dan Afrika Selatan. 

Sudarso Kaderi Wiryono, Ahli Keuangan Syariah ITB, mengatakan dengan adanya kawasan industri halal mendorong dapat produk-produk halal dengan prospek yang begitu besar. Sehingga mampu menjadi tumpuan bisnis di masa depan, khususnya dalam produk makanan, kosmetik, farmasi, dan fesyen.

“Maka dengan adanya kawasan industri halal ini, harapannya akan memberikan dampak positif. Serta dapat terintegrasi dengan konsep halal supply chain,” pungkas Sudarso.

Penulis: Andika, Aldi, Khairana
Redaktur Pelaksana: Iqbal

Berita Lainnya