Jakarta, KNEKS - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin selaku Ketua Harian KNEKS mengaku gembira dengan banyaknya perguruan tinggi yang memiliki Program Studi (Prodi) Ekonomi Syariah. Hal itu dapat menjadi salah satu faktor untuk mengakselerasi perkembangan ekonomi syariah.
Meski dalam situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini, ia berpesan agar Prodi Ekonomi Syariah untuk terus aktif menyesuaikan dengan keadaan. Metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sebagai pengganti metode pengajaran konvensional atau tatap muka harus siap dilakukan dosen Prodi Ekonomi Syariah.
Menurutnya, metode PJJ memiliki tantangan tersendiri. PJJ membutuhkan kreativitas, para pengajar perlu keluar dari gaya konvensional dan lebih inovatif dalam menyiapkan materi pembelajaran.
“Serta, memanfaatkan seluruh potensi teknologi yang ada untuk membantu pelaksanaan pembelajaran. Sementara dari sisi mahasiswa dituntut lebih mandiri, mahasiswa harus bisa memanfaatkan segala sumber pengetahuan”, ujar Wakil Presiden Ma'ruf Amin, dalam acara Talkshow Bersama Rektor, Rabu (13/5)
Dalam kegiatan yang diselenggarakan KNEKS, Institut Tazkia dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengungkapkan metode ini juga menghadirkan keuntungan. Antar perguruan tinggi bisa melakukan sinergi yang saling menguatkan.
Penggunaan teknologi dapat menghubungkan perguruaan tinggi. Mahasiswa dapat lebih mudah mengikuti kuliah yang berbeda dari perguruan tinggi lain sesuai dengan minatnya. Pertukaran hasil riset juga semakin efektif.
Ia mengingatkan dalam metode jarak jauh, agar jangan ada moral hazard yang menggampangkan metode PJJ. Kualitas pembelajaran dan pengujian harus terjaga. Mahasiswa harus tetap bisa diuji dengan standar yang sama, serta lulusan prodi ekonomi syariah, secara kualitas dan kuantitas bisa dipertahankan, bahkan ditingkatkan.
Sementara itu, Direktur Eksekutif KNEKS Ventje Rahadjo menyampaikan pandemi Covid-19 sejatinya mempercepat adaptasi di era revolusi industri 4.0. Dunia pendidikan seakan dipaksa melakukan pembelajaran secara daring atau online, tidak terkecuali dengan Prodi Ekonomi Syariah.
Dosen harus belajar bagaimana menyampaikan materi kuliah dan melaksanakan ujian, serta menilai capaian pembelajaran secara daring. Sementara mahasiswa juga harus menyesuaikan diri dan meningkatkan kedisiplinan diri dengan metode pembelajaran baru ini.
Lebih lanjut, Ventje mengatakan ilmu ekonomi syariah kian berkembang di Indonesia, ditandai dengan banyaknya perguruan tinggi negeri dan swasta yang membuka prodi terkait. “Pertumbuhan ini tentu berdampak baik ke sumber daya manusia yang dapat mendukung perkembangan ekonomi syariah guna memperkuat ketahanan ekonomi nasional,” tambahnya.
Pada masa pandemi seperti ini, hal yang penting juga untuk diperhatikan Prodi Ekonomi Syariah adalah menanamkan nilai-nilai adab kepada mahasiswa. Demikian disampaikan Rektor Institut Tazkia Murniati Mukhlisin. Murniati meminta kepada para orang tua untuk anaknya, dan dosen untuk mahasiswanya berpesan kepada mereka, belajarlah adab sebelum ilmu.
“Memang kita tidak bisa lihat secara fisik, namun dari segi bahasa WhatsApp dan surel, itu bisa menunjukkan bahasa yang perlu diperbaiki. Begitu juga adab dalam bermedia sosial, seperti menunjukan foto,” ucap Murniati. Ia berharap dengan memperhatikan adab, alumni lulusan Prodi Ekonomi Syariah akan menjadi bagian dari masyarakat yang betul-betul mengutamakan adab.
Direktur Pendidikan dan Riset Keuangan Syariah KNEKS Sutan Emir Hidayat menerangkan acara diskusi yang diselenggarakan via video teleconference ini bertemakan “Peluang dan Tantangan Pendidikan Jarak Jauh Program Studi Ekonomi Syarih”.
“Kita mendiskusikan hal yang penting. Kita tahu sejak Covid-19 memberikan dampak ke berbagai sektor, termasuk juga cara pengajaran kita di Universitas,” jelas Emir.
Pembicara dalam acara ini adalah para rektor dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Selain Murniati, Emir menyebutkan mereka adalah Rektor IAIN Padang Sidimpuan Ibrahim Siregar, Pelaksana Harian (Plh) Rektor Universitas Islam Sultan Agung Bedjo Santoso, Rektor IAIN Metro Lampung Enizar, Rektor IAIN Ternate Samlan Hi Ahmad, Rektor IAIN Salatiga Zakiyuddin Baidhawy, dan Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo Lahaji.
Penulis: Andika, Aldi dan Annisa
Redaktur Pelaksana: Achmad Iqbal