IDEN
Pemahaman Asuransi Syariah Masih Rendah, KNKS Maksimalkan Literasi
18 September 2019

Jakarta, KNKS - Pemahaman masyarakat terhadap asuransi syariah sangat mempengaruhi perkembangan asuransi syariah. Saat ini pemahaman asuransi syariah terbilang masih rendah.

Direktur Hukum Promosi dan Hubungan Eksternal Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), Taufik Hidayat mengatakan soal masalah pola pikir tentang asuransi tidak hanya menjadi masalah asuransi konvensional dan juga asuransi syariah. Ditambah lagi dalam asuransi syariah ada berbagai macam istilah yang pada umumnya masyarakat belum paham akan hal itu.

“Oleh karena itu (asuransi syariah) kembali kepada penyederhanaan proses, penyederhanaan istilah-istilah, penyederhanaan produknya yang lebih bisa diterima banyak pihak,” jelas Taufik, seusai Focus Group Discussion (FGD) tentang Takaful yang diselenggarakan KNKS, di Jakarta, Selasa (17/9).

Terlebih bagi golongan milenial menginginkan asuransi syariah yang sederhana, tidak ingin yang rumit. Untuk itu diperlukan langkah bersama, tidak hanya dibebankan kepada satu pihak.

KNKS secara masif menyelenggarakan sosialisasi dan edukasi. Misalnya, dalam waktu dekat KNKS ke Makassar mensosialisasikan ke perguran tinggi, para pelaku, tokoh-tokoh msayarakat di Makassar.

Taufik mengingatkan tidak sembarang orang bisa mengedukasi, harus yang mempunyai bekal ekonomi dan keuangan syariah agar bisa tersampaikan mengenai asuransi syariah dengan baik ke masyarakat.

“KNKS sudah bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam pengembangan kurikulum program studi ekonomi syariah. kita ada pogram Kuliah Kerja Nyata dan segala macam lainnya dalam rangka menumbuhkan ekonomi syariah,” tutur Taufik.

Metode sosialisasi dan metode promosi yang optimal dan efektif dapat membantu pengembangan industri asuransi syariah yang ada saat ini. Ada beberapa langkah yang diperlukan. Pertama adalah perhatian, bagaimana agar mendapat perhatian, setelah itu bisa akan menimbulkan minat masyarakat.

Lalu, tahap kedua yakni mencari, masyarakat mulai mencari produk-produk yang ada di asuransi syariah. Kemudian yang ketiga adalah aksi, setelah ada aksi menggunakan produknya. Puas atau tidak dengan produk tersebut. Terakhir, bila terpuaskan akan terjadi transfer informasi kepada pihak lain.

“Metode itu harus kita perhatikan, program literasi itu tidak mudah. Makanya sekarang literasinya sekarang masih perlu dilakukan kegiatan promosi, sosialisasi dan edukasi secara efektif dan masif. Mudah-mudahan kita berharap literasi ini supaya cepat, semakin tinggi,” tutup Taufik.

Penulis: Aldiansyah Nurrahman
Redaktur Pelaksana: Achmad Iqbal

Berita Lainnya