Bandar Seri Begawan, 28 Mei 2025 – Pemerintah Indonesia kembali menegaskan komitmennya sebagai poros utama keuangan syariah global dengan berpartisipasi aktif dalam Brunei Islamic Sustainable Finance Forum (BISFF) 2025. Forum bergengsi ini diselenggarakan pada 29 Mei 2025 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, dan menghadirkan Sutan Emir Hidayat, Ph.D., selaku Direktur Infrastruktur Ekonomi Syariah, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), sebagai salah satu pembicara (speakers). BISFF 2025 adalah forum internasional yang diadakan oleh Brunei Institute of Leadership and Islamic Finance (BILIF) lembaga training milik Brunei Darusaalam Central Bank (BDCB) untuk mempromosikan kolaborasi global dalam pengembangan keuangan syariah berkelanjutan. Forum ini dihadiri oleh regulator, akademisi, pelaku industri, dan organisasi multilateral dari lebih 50 negara.
Dalam kesempatan tersebut, Sutan Emir memaparkan langkah-langkah strategis Indonesia dalam mempercepat pengembangan ekonomi syariah, memperkuat ketahanan ekonomi nasional, serta kontribusinya terhadap agenda keuangan berkelanjutan global. Partisipasi Indonesia di BISFF 2025 menjadi momentum penting untuk memamerkan kemajuan signifikan yang telah dicapai dalam membangun ekosistem syariah holistik. “Indonesia tidak hanya fokus pada pertumbuhan instrumen keuangan syariah, tetapi juga menjadikannya sebagai pilar pembangunan inklusif dan berkelanjutan. Kolaborasi antar-pemangku kepentingan serta inovasi kebijakan menjadi kunci keberhasilan kita,” tegas Sutan Emir dalam pemaparannya.
Dalam pemaparannya Sutan Emir juga menegaskan bahwa sejak tahun 2020, KNEKS telah meluncurkan 27 inisiatif strategis untuk memperkuat ekosistem ekonomi syariah, mulai dari penguatan regulasi, pengembangan SDM, hingga perluasan pasar halal global. Hasilnya, Indonesia meroket dari peringkat ke-10 pada 2018 menjadi peringkat ke-3 dalam Global Islamic Economy Indicator (GIEI) 2023. Capaian serupa tercermin dalam Islamic Finance Development Indicator (IFDI) 2023, di mana Indonesia juga menduduki posisi ketiga dunia. Indonesia terus memantapkan diri sebagai produsen produk halal terkemuka dunia. Hingga Maret 2025, penerbitan Sertifikat Halal telah mencapai 2.114.664 sertifikat, tumbuh 1% dibandingkan tahun sebelumnya. Ekspor produk halal Indonesia pada 2024 mencatatkan rekor USD 51,4 miliar, dengan pertumbuhan rata-rata tahunan 7,08% dalam enam tahun terakhir. Sektor makanan halal, farmasi, dan fashion muslim menjadi penyumbang utama, didukung oleh kebijakan pemerintah yang mempermudah proses sertifikasi dan akses pasar. “Peningkatan ekspor ini membuktikan bahwa produk halal Indonesia tidak hanya memenuhi standar global, tetapi juga memiliki daya saing tinggi. Kami optimistis tren ini akan terus berlanjut seiring dengan perluasan jaringan perdagangan dan diplomasi ekonomi,” ujar Sutan Emir.
Terkait dengan Keuangan Sosial Syariah, Sutan Emir menjelaskan bahwa KNEKS telah mengusung empat strategi utama dalam pengembangan keuangan sosial syariah yaitu Transformasi Manajemen Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS), Penguatan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS), Reformasi Pengelolaan Wakaf Nasional, dan Perluasan Jaringan Layanan Keuangan Syariah Berbasis Pesantren. Pemerintah Indonesia juga telah mendorong berbagai program unggulan seperti Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) yang telah berhasil menghimpun dana wakaf tunai masyarakat untuk pembiayaan infrastruktur publik. Sementara itu, inisiatif Green Sukuk menjadi andalan dalam mendanai proyek-proyek ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga surya dan restorasi mangrove.
Penulis :
- M. Quraisy
- Adam Prawira
Redaktur Pelaksana : Lidya Dewi N