Jakarta, KNEKS - Keberadaan Layanan Syariah LinkAja dinilai membangun dan memperkuat ekosistem digital syariah di Indonesia. Terlebih dengan adanya kolaborasi dengan berbagai pihak.
Demikian disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin, M.A dalam acara Perayaan Tahun Baru Islam yang diselenggarakan oleh Layanan Syariah LinkAja dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS). Pada kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan komitmen kolaborasi dukungan implementasi uang elektronik Layanan Syariah LinkAja dengan delapan pihak lintas sektor via virtual, Selasa (25/8).
Lintas sektor itu antara lain dengan Pemerintah Pusat seperti KNEKS, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dan Badan Wakaf Indonesia (BWI) terkait pembayaran haji/umroh, produk halal, dan zakat, infak, sedekah dan wakaf.
Layanan Syariah LinkAja juga melakukan penandatanganan nota kesepahaman sebagai komitmen kolaborasi dengan beberapa Pemerintah Daerah (Pemda), diantaranya adalah Pemda Provinsi Aceh, Pemda Provinsi Sumatra Selatan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bukittinggi, Pemkot Tasikmalaya, Pemkot Cirebon, dan Pemerintah Kabupaten Lebak, terkait wisata halal dan retribusi daerah syariah.
Hal serupa juga dilakukan dengan bank syariah, lembaga zakat, organisasi Islam, perusahaan financial technology, pesantren, dan marketplace untuk menjadi mitra pembayaran pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Wapres mengapresiasi langkah tersebut. Menurutnya sinergi berbagai pihak lintas sektor itu sangatlah penting di dalam memperkuat pengembangan sarana dan prasarana yang dapat memperluas dan memperkuat ekosistem syariah di Indonesia.
“Semoga sinergi yang dibangun ini dapat terus dilanjutkan dan diperluas ke seluruh pemangku kepentingan agar digitalisasi dapat meningkatkan literasi keuangan syariah, sekaligus meningkatkan inklusi ekonomi dan keuangan syariah,” ucap Ketua Harian KNEKS ini.
Ia juga berharap Layanan Syariah LinkAja dapat menghadirkan inovasi dan terobosan, serta dapat mendukung ekosistem syariah secara luas, termasuk industri halal.
Ekosistem digital syariah yang dibangun Layanan Syariah LinkAja, disebut Wapres, harus dapat menjadi solusi sebagai rantai pemutus penyebaran Covid-19, melalui penggunaan uang elektronik, integrasi dengan market place, dapat dilakukan lebih masif untuk menggerakkan kembali roda ekonomi masyarakat melalui transaksi daring yang cepat dan aman.
Kemudian ekosistem yang dibangun itu, selain digunakan untuk fasilitas umum seperti gerbang tol, pom bensin, transportasi publik, Layanan Syariah LinkAja dapat dimanfaatkan juga dalam aktivitas ekonomi di berbagai komunitas masyarakat, seperti pesantren, organisasi Islam, serta lembaga amil zakat.
“Layanan Syariah LinkAja diharapkan bermanfaat secara luas dan tidak bersifat eksklusif yang hanya dimanfaatkan umat muslim saja, tapi juga masyarakat secara umum. Sehingga dapat mempercepat inklusi keuangan syariah sebagai alat peningkatan kesejahteraan kualitas hidup masyarakat,” harap Wapres.
Senada dengan itu, Direktur Eksekutif Manajemen Eksekutif KNEKS Ventje Rahardjo mengatakan integrasi Layanan Syariah LinkAja ke dalam ekosistem besar ekonomi syariah seperti sektor-sektor industri halal, keuangan sosial, ekonomi berbasis komunitas, pendidikan Islam, dan lainnya, diharapkan dapat direalisasikan lebih luas lagi.
“Melalui inovasi dan perkembangan digitalisasi yang kuat Indonesia harus mengambil peran sebagai pemimpin dalam pengembangan ekonomi syariah dunia,” tambah Ventje.
Selain itu, Ventje menjelaskan digitalisasi ekonomi syariah juga perlu diperkuat dengan optimalisasi analisis data. Sehingga tercipta ekosistem ekonomi syariah digital yang baik dan dapat mendukung perumusan kebijakan yang tepat sasaran dan bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat, peningkatan kesejahteraan umat, seta tumbuhnya keuangan syariah dan industri halal yang semakin luas.
Ventje berharap Layanan Syariah LinkAja tidak hanya menjadi satu-satunya digital payment di Indonesia, tapi menjadi pioner dan stimulus bagi layanan digital syariah lainnya yang pada akhirnya menumbuhkan ekosistem ekonomi syariah secara eksponsial. Tidak hanya bagi ekonomi nasional, namun juga berkontribusi bagi ekonomi dan masyarakat global ke depannya.
Sementara itu, Direktur Utama LinkAja Haryati Lawidjaja mengatakan LinkAja menyadari bahwa penguatan dan peningkatan ekosistem syariah berbasis digital merupakan tanggung jawab bersama, sehingga sinergi berbagai pihak lintas sektor berperan penting.
“Bertepatan dengan perayaan tahun baru Islam, kami sangat bersyukur bahwa Layanan Syariah LinkAja dapat mengajak lebih banyak pihak untuk dapat bergabung dalam ekosistem kami,” ujar Haryati.
LinkAja berharap ekosistem syariah akan semakin berkembang sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat di seluruh daerah Indonesia sehingga literasi masyarakat dan inklusi keuangan digital syariah akan meningkat dan mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Haryati menerangkan, LinkAja menyadari bahwa upaya pengembangan keuangan digital syariah ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak untuk bias mencapai tujuan bersama Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah terkemuka di dunia pada 2024 sebagaimana yang tercantum dalam Master Plan Ekonomi Syariah.
Penulis: Aldi, Andika, Ira, Azuma
Redaktur Pelaksana: Iqbal