IDEN
Atasi Masalah Inklusi Keungan Syariah lewat Pesantren
22 October 2019

YOGYAKARTA, KNKS - Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) optimistis masalah inklusi keuangan syariah di Indonesia yang masih rendah, bisa teratasi dengan cara mengoptimalkan potensi yang dimiliki umat Islam.

Kepala Divisi Keuangan Inklusif Syariah KNKS Jamil Abbas mengatakan, salah satu aset umat Islam yang luar biasa adalah lembaga pendidikan Islam, khususnya pesantren.

“Bahwa pesantren itu potensi besar. Hanya kita semua, terutama industri belum mengoptimalkannya,” jelasnya, dalam Workshop Literasi Keuangan Syariah, di Yogyakarta, Rabu (16/10).

Pesantren selama ini hanya menjadi pononton atau pengguna saja. Padahal menurut Jamil, dengan jumlah pesantren yang sangat banyak, bisa berpotensi menjadi jaringan fisik layanan keuangan syariah yang luar biasa.

Tidak hanya itu, pesantren mempunyai kelebihan dalam hal pusat edukasi dan dakwah bagi masyarakat. Kredibilitas yang dimiliki pesantren juga tidak perlu dipertanyakan.

“Kalau pesantren bisa lebih aktif merangkul masyarakat ke (keuangan) syariah, itu saya yakin hasilnya akan sangat berbeda, karena kredibilitas pesantren sampai saat ini belum tertandingi,” ujar Jamil.

Lebih lanjut, Jamil mengungkapkan rendahnya inklusi keuangan syariah disebabkan jaringan layanan keuangan syariah di Indonesia yang memang masih kurang. Dengan jumlah layanan seperti sekarang untuk negara sebesar Indonesia tidakl cukup. Dampaknya, masyarakat tidak semua tersentuh layanan keuangan syariah.

Penyebab rendahnya inklusi selanjutnya adalah keuangan konvensional yang terus berlari kencang. Hal tersebut menjadi kompetisi yang sangat berat untuk keuangan syariah.

Penulis: Achi Hartoyo, Aldiansyah Nurrahman
Redaktur Pelaksana: Achmad Iqbal

Berita Lainnya