IDEN
Mewujudkan Kepercayaan dan Kepatuhan melalui Sistem Ketelusuran Halal
10 October 2025

Jakarta, KNEKS - Rangkaian kegiatan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 menjadi panggung utama bagi diskusi transformatif, salah satunya melalui gelaran Islamic Digital Day (IDD) 2025 yang diselenggarakan oleh Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dan Bank Indonesia. Pada hari Kamis (9/10), acara ini secara khusus menyoroti inovasi digital yang kini menjadi tulang punggung bagi pengembangan industri halal nasional.

Tema sentral yang diangkat adalah bagaimana digitalisasi logistik halal menjadi kunci untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen dan menjamin kepatuhan terhadap regulasi melalui sistem ketelusuran halal berbasis teknologi.

Diskusi panel yang padat ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari perwakilan pemerintah, asosiasi industri logistik, hingga pengembang solusi teknologi digital. Tujuannya satu: merumuskan langkah strategis untuk menjadikan Indonesia pemimpin di sektor logistik halal global.

Kasubdit Efisiensi Proses Bisnis Impor di LNSW (Lembaga Nasional Single Window), Delfiendra, menggarisbawahi pentingnya sistem ketelusuran dalam perdagangan internasional melalui sistem Executive Information System.

“Sistem ini memungkinkan para pemangku kepentingan memantau dan mengontrol perizinan ekspor dan impor secara real-time. Dalam lingkup logistik halal, sistem INSW berperan vital dalam memastikan produk yang masuk atau keluar Indonesia—terutama yang wajib bersertifikasi halal—telah melalui proses perizinan yang sepenuhnya sesuai dengan regulasi yang berlaku,” ujar Delfiendra.

Ia juga mencatat bahwa sekitar 10 jenis produk dalam perdagangan internasional memerlukan perizinan khusus yang dapat dipantau melalui Indonesia National Single Window (INSW), ini menunjukkan betapa krusialnya transparansi dalam setiap tahapan rantai pasok.

Menguatkan visi tersebut, Ketua Dewan Pakar Asosiasi Logistik Indonesia, Nofrisel, menyebut bahwa logistik halal jauh melampaui sekadar proses pengiriman barang. Ini adalah keseluruhan proses yang menjamin kualitas dan kehalalan produk tetap terjaga dari hulu ke hilir. 

“Ada empat elemen penting dalam sistem logistik halal, yaitu Supply Chain Halal: Memastikan seluruh bahan baku dan proses produksi memenuhi standar halal, Critical Points: Mendeteksi dan mengeliminasi titik-titik kritis yang berpotensi mengkontaminasi produk, seperti saat penyimpanan atau pengiriman, Pengantaran (Delivery): Menjamin produk halal tidak tercampur atau terkontaminasi oleh barang non-halal selama proses distribusi, Teknologi dan Digitalisasi: Solusi utama untuk mengintegrasikan dan mengontrol seluruh rantai pasok halal secara efisien dan transparan.” Ungkap Nofrisel pada sesi talkshow.

Ia juga menambhkan bahwa digitalisasi memungkinkan pelacakan setiap produk dalam sistem secara otomatis dan transparan. Hal ini signifikan untuk mengurangi potensi kesalahan manusia dan mempercepat proses pengawasan serta verifikasi.

Dari sisi pelaku usaha, Nandi Suwandi, selaku General Manager Marketing PT Mulia Bosco Logistik. Perusahaan yang beroperasi sejak 2015 ini berfokus pada pengelolaan 100% produk konsumsi bersertifikat halal seperti makanan beku dan olahan.

Nandi menyatakan, “Praktik kunci yang diterapkan yaitu, Penerapan pemisahan gudang dan armada transportasi antara produk halal dan non-halal untuk mencegah kontaminasi silang dan menjaga integritas produk. Dan Kontrol Suhu Presisi: Pengaturan suhu yang ketat disesuaikan dengan jenis produk, misalnya suhu rendah untuk makanan beku, dan suhu yang lebih tinggi untuk produk seperti cokelat”.

Meskipun memiliki tim logistik halal yang terspesialisasi, Ia menegaskan bahwa digitalisasi tetap menjadi kunci untuk memantau dan mengelola seluruh operasional secara efisien. Sistem verifikasi digital dan standarisasi operasional memastikan setiap langkah dapat diawasi lebih ketat, meminimalisir risiko kontaminasi, dan menjamin keamanan produk.

Talkshow ini juga dihadiri oleh Anggia Meisesari, CEO dan Founder PT Transtrack Indonesia, yang menyoroti pemanfaatan teknologi mutakhir seperti AI, IoT, dan Blockchain untuk akurasi dan transparansi logistik halal. Anggia menjelaskan bagaimana IoT (Internet of Things) memungkinkan pemantauan kondisi lingkungan logistik secara real-time, termasuk suhu dan kelembapan. 

“Hal ini sangat krusial untuk memastikan produk tetap dalam kondisi optimal dan sesuai ketentuan halal sepanjang rantai pasok. Kami menerapkan konsep e-Seal dan Blockchain dalam sistem logistik halal digital,” kata Anggia.

KNEKS terus mendukung sinergi antar pemangku kepentingan khususnya di dalam industri logistik nasional untuk memperkuat ekosistem industri halal. Plt Direktur Industri Halal KNEKS, Putu Rahwidhiyasa menegaskan bahwa digitalisasi logistik halal adalah langkah yang tak terhindarkan untuk memperkuat ekosistem halal Indonesia.

“Dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan traceability dan kepatuhan terhadap standar halal, Indonesia memposisikan diri untuk memimpin pasar global di sektor logistik halal global.” Kata Putu dalam pemaparannya.

Melalui kolaborasi erat antara pemerintah, pelaku industri logistik, dan pengembang teknologi, Indonesia memiliki momentum emas untuk mengembangkan ekosistem logistik halal yang lebih solid, mengokohkan posisinya sebagai pemimpin global dalam ekonomi syariah digital.

Penulis: Marini Sayuti
Redaktur Pelaksana: Ishmah Qurratu'ain

Berita Lainnya