IDEN
KNEKS dan Kemenag Dorong Pesantren Mandiri dan Berdaya
21 August 2025

Depok, KNEKS - Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) bersama Kementerian Agama, Bank Indonesia, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, serta Alvara Research Center, menggelar Koordinasi Program Kampung Kemandirian Pesantren dengan Stakeholders di Depok, Jawa Barat pada Selasa (19/8).

Forum ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat kemandirian dan pemberdayaan pesantren sebagai pusat dakwah, pendidikan, sekaligus penggerak ekonomi umat.

Dalam kegiatan ini turut hadir Dwi Irianti Hadiningdyah selaku Direktur Keuangan Sosial Syariah KNEKS, Farid Saenong selaku Staf Khusus Menteri Agama, Andi Salman Maggalatung selaku Tenaga Ahli Menteri Agama, dan Abi Akbar selaku Deputi Bidang Inovasi Produk dan Layanan Keuangan Syariah Badan Ekonomi Syariah Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Indonesia.

Kementerian Agama, melalui Asta Protas 2025-2029, menegaskan komitmennya dalam penguatan ekoteologi, pemberdayaan pesantren, dan pemberdayaan ekonomi umat. Staf Khusus Menteri Agama Farid Saenong menyatakan bahwa pesantren harus berdaya, bukan hanya untuk santri, tetapi juga untuk masyarakat sekitar.

Farid menambahkan bahwa Asta Protas Ekoteologi mendorong pesantren untuk ikut terlibat dalam praktik ekonomi hijau dan biru, termasuk dalam pengembangan usaha ramah lingkungan, pertanian, perikanan, dan energi terbarukan.

“Pesantren memiliki peran strategis dalam membangun ekosistem ekonomi yang rendah karbon, sejalan dengan prinsip menjaga lingkungan,” katanya.

KNEKS yang diwakili oleh Direktur Keuangan Sosial Syariah, Dwi Irianti Hadiningdyah, menekankan pentingnya data yang solid untuk merancang intervensi tepat sasaran.

“Pendataan yang kuat akan memperlihatkan kondisi eksisting dan arah penguatan ke depan. Termasuk bagaimana layanan keuangan syariah, baik komersial maupun sosial, dapat menjadi instrumen strategis di ekosistem pesantren,” ujar Dwi.

Dwi juga sependapat dengan Farid bahwa arah ekonomi hijau dan biru sangat relevan.

“Hal ini selaras dengan komitmen Pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Net Zero Carbon 2060 atau lebih cepat. Pesantren dapat menjadi motor penggerak dalam transisi menuju ekonomi berkelanjutan,” kata Dwi menegaskan.

Pesantren sebagai Pusat Ekonomi Umat

Meski potensinya besar, pesantren masih menghadapi berbagai kendala, mulai dari pemasaran produk, manajemen usaha, hingga stigma bahwa pesantren hanya fokus pada pendidikan. Padahal, dengan jumlah santri dan jejaring alumni yang luas, pesantren memiliki pasar internal dan eksternal yang menjanjikan.

Melalui program “Pesantren Berdaya”, Kemenag sejak tahun 2021 telah mendorong pesantren agar bertransformasi menjadi lembaga dakwah, pendidikan, sekaligus pemberdayaan masyarakat. Pada tahun 2025, fokus diarahkan pada pengembangan Kampung Keren Berdaya (Kampung Kemandirian Pesantren Berdaya), dengan 10 kriteria, di antaranya memiliki Badan Usaha Milik Pesantren (BUMPes), memiliki rumah produksi komunitas; memiliki lokasi ekspo produk pesantren, memiliki infrastruktur pendukung, dan mempunyai kemitraan dengan berbagai stakeholders.

Arah ke Depan: Halal Value Chain dan Digitalisasi

KNEKS menjelaskan bahwa kemandirian ekonomi pesantren sejalan dengan cita-cita Indonesia sebagai pusat industri halal dunia. Dukungan keuangan syariah, sinergi ZISWAF, dan integrasi pesantren dengan UMKM halal diharapkan menciptakan halal value chain yang inklusif.

Selain itu, digitalisasi menjadi salah satu instrumen penting. Bank Indonesia, misalnya, tengah mengembangkan virtual market koperasi digital pesantren melalui Hebitren, yang memungkinkan transaksi pesantren terhubung secara nasional.

Kadin Indonesia juga menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan ekosistem ekonomi pesantren. Dukungan tersebut mencakup pendampingan UMKM halal, penguatan akses permodalan, serta promosi dan perluasan pasar, termasuk potensi ekspor.

“Kadin siap berkolaborasi dengan Kemenag, KNEKS, BI, dan stakeholders lain untuk memastikan produk pesantren dapat naik kelas dan berdaya saing,” ujar Abi Akbar, Deputi Bidang Inovasi Produk dan Layanan Keuangan Syariah, Badan Ekonomi Syariah Kadin Indonesia.

Pesantren, Motor Ekonomi Umat

Andi Salman Maggalatung, Tenaga Ahli Menteri Agama mengingatkan kembali pesan beberap tokoh nasional tentang peran strategis pesantren dalam sejarah. Wakil Presiden RI ke-13, KH. Ma’ruf Amin menekankan bahwa pesantren bukan hanya benteng spiritual umat, tetapi juga motor penggerak ekonomi.

Hal senada pernah diungkap Presiden RI ke-4, KH. Abdurrahman Wahid yang menyebut pesantren sebagai agen perubahan sosial-ekonomi. Selain itu, tokoh Islam Indonesia KH. Hasyim Muzadi juga mengatakan tentang pentingnya mendorong kemandirian usaha pesantren demi kesejahteraan santri dan masyarakat sekitar.

Dengan kolaborasi lintas lembaga, pesantren diharapkan tidak hanya mandiri, tetapi juga mampu menjadi pusat ekonomi masyarakat sekitar sehingga dapat mewujudkan ekosistem berdaya yang inklusif, produktif, dan berkelanjutan.

Penulis: Amiril Zulhaj
Redaktur Pelaksana: Ishmah Qurratu'ain

Berita Lainnya