IDEN
Diskusi Strategi Pembangunan Islamic Financial Center PIK 2
22 March 2023

Jakarta, KNEKS - Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah bersama dengan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), PT Nikko Securities Indonesia, dan Institut Pertanian Bogor (IPB) menyelenggarakan kegiatan Forum Group Discussion (FGD) Pertama tentang Islamic Financial Center pada hari Sabtu dan Minggu (18-19/3) di Bogor.

FGD ini mengangkat tema “Bentuk Kawasan, Karakteristik Industri dan Adopsi Aspek Legal Pengembangan Islamic Financial Center”. Adapun nantinya Islamic Financial Center atau Pusat Keuangan Syariah Internasional yang sedang dibangun di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 ini bertujuan menjadikan Jakarta sebagai International Shariah Financial Hub.

Turut hadir dalam acara ini Firdaus Djaelani selaku Ekonomi Indonesia yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) periode 2008-2012, Sutan Emir Hidayat selaku Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS, Irfan Syauqi Beik selaku Wakil Ketua Umum VI Bidang Pengembangan Pendidikan dan Riset IAEI, Ronald Rulindo selaku Ketua Komite Hubungan dan Kerja Sama Internasional MES, Harianto Solichin selaku Presiden Direktur Nikko Securities, serta Lukman Mohammad Baga selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.

Dalam FGD ini, beberapa hal yang dibahas adalah bagaimana menjadikan Islamic Financial Center sebagai Home to Key players in Indigenous Emerging Business Forum (IEBF) Industry (International and Domestic), International Standard Setting Body, World Class Infrastructure, dan Learning Center.

Peserta setuju bahwa sebagai pusat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, Islamic Financial Center setidaknya harus memenuhi daya saing yang baik di lima bidang, meliputi Lingkungan Bisnis, Sumber Daya Manusia, Infrastruktur, Pengembangan Sektor Keuangan, dan Reputasi.

Selain itu, beberapa karakteristik juga harus dimiliki, di antaranya yang pertama, sebagai pusat bisnis ekonomi dan keuangan syariah terbesar di Asia Tenggara. Kedua, sebagai pusat pembelajaran dan riset yang kuat, juga menjadi pusat dan host dari Program Studi terkait ekonomi dan keuangan syariah.

Ketiga, memiliki satu flagship event yang besar sebagai brand dari Islamic Financial Center. Keempat, dapat menjadi landmark dan simbol ekonomi dan keuangan syariah Indonesia.

Sebagai informasi, tahap awal dari pengembangan Islamic Financial Center adalah pembangunan Menara Syariah yang merupakan dua bangunan kembar di PIK 2 dengan luas 100.000 m2 dan daya tampung sekitar 5.000 pekerja.

Pada tanggal 23 Agustus 2022, telah dilakukan peresmian topping off Menara Syariah oleh Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin dan pada saat ini proses pembangunan menara syariah sudah mencapai 85%.

Financial center telah ada di negara-negara lain seperti Malaysia, Kazakhstan, Uni Emirate Arab, dan Qatar. Malaysia memiliki Tun Razak Exchange dengan luas lahan 70 Ha, Kazakhstan memiliki Astana International Financial Center dengan luar 1632 Ha.

Dalam upaya membangun Pusat Keuangan Syariah Internasional terbesar di Asia Tenggara ini diperlukan konsolidasi dari seluruh stakeholder terkait, meliputi regulator seperti lembaga dan kementerian, asosiasi, akademisi, dan tentunya pelaku bisnis di bidang ekonomi dan keuangan syariah.

Penulis: Ishmah Qurratu’ain, Pipie Puspitasari
Redaktur Pelaksana: Inza Putra

Berita Lainnya