Jakarta, KNEKS - Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) bekerja sama dengan Universitas Medan Area (UMA), PT Bursa Efek Indonesia, dan PT Indo Premier Sekuritas menyelenggarakan Webinar Pasar Modal Syariah dengan tema “Pengenalan Produk dan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia” untuk meningkatkan literasi masyarakat tentang pasar modal Syariah. Acara yang dilaksanakan pada hari Kamis (16/9) ini diselenggarakan melalui platform zoom webinar, dan dihadiri oleh 3 narasumber yang masing-masing berasal dari latar belakang berbeda yaitu akademisi, regulator, dan sekuritas.
Direktur Jasa keuangan Syariah KNEKS, Taufik Hidayat melalui sambutannya menyampaikan bahwa pasar modal merupakan suatu sarana investasi yang dapat dioptimalkan bagi masyarakat luas, tidak saja bagi perusahaan yang akan mendapatkan sumber-sumber pendanaan tapi juga bagi investor pasar modal.
“Namun demikian sektor pasar modal ini belum banyak dioptimalkan pemanfaatkannya, baik oleh investor institusi maupun oleh individual, ini bisa dilihat dari tingkat literasi dan juga segmentasinya. Berdasarkan data OJK tingkat literasi keuangan Syariah yang dilakukan secara 3 tahunan di Indonesia masih rendah, per tahun 2019 tingkat literasi masyrakat terhadap keuangan Syariah secara nasional baru 8,93%,” tutur Taufik.
Taufik juga mengungkapkan bahwa tingkat literasi masyarakat terhadap produk investasi dan pasar modal berada pada 4,9%. Sehingga, acara ini sangat penting untuk mensosialisasikan peluang investasi terutama pada produk Syariah. Diperlukan usaha berkelanjutan oleh berbagai pihak untuk memperkenalkan pasar modal Syariah yang sesuai dengan peraturan yang ada.
Pembicara pertama, yaitu Andri Soemitra selaku Ketua Prodi S3 Ekonomi Syariah FEBI UIN Sumatera Utara, Medan, dalam materinya mengutarakan bahwa Allah SWT memerintahkan untuk mempersiapkan masa depan. “Harta itu mesti dibawa mati dengan cara apa? Dengan cara dijadikan sebagai bekal amal yang akan menyelamatkan kita dikemudian hari. Harta dalam Islam sebagai sarana berbuat kebajikan, kenapa? Karena kita yakin harta ditangan yang saleh itu akan lebih maslahat dan manfaat, ketimbang harta yang banyak jatuh ditangan yang salah,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama Andri juga menyampaikan, “Investasi pasar modal Syariah bisa kita kategorikan sebagai investasi berkah karena dia merupakan implementasi iman dan takwa. Di dalam investasi pasar modal Syariah diwujudkan nilai-nilai keyakinan kita kepada Allah SWT.”
Pembicara kedua, Laraza Annisa dari Divisi Pasar Modal Syariah PT Bursa Efek Indonesia (BEI), mengatakan, “Supaya dana yang dimiliki jangan hanya habis pada belanja yang sifatnya konsumtif, kita juga harus bisa menyisihkan belanja produktif agar menjadi aset. Aset yang juga menghasilkan atau aset produktif”. Lebih lanjut Laraza mengungkapkan bahwa tabungan dan investasi harus berjalan bersama, sehingga kita dapat memiliki aset produktif dan keuangan yang aman.
Pasar modal Syariah Indonesia saat ini telah memiliki peraturan yang komprehensif dan lengkap, mulai dari aturan OJK, BEI, hingga DSN-MUI. BEI merupakan satu-satunya pasar modal di dunia yang memiliki fatwa lengkap untuk seluruh kegiatan operasionalnya. Sehingga masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan tentang prinsip syariah yang diterapkan karena telah terdapat panduannya dalam fatwa DSN-MUI. Keunggulan BEI juga sudah diakui secara luas, hingga mendapatkan penghargaan The Best Islamic Capital Market dari Global Islamic Finance Award (GIFA) selama 3 tahun berturut-turut.
Pembicara ketiga, yaitu Isa Martian dari PT Indo Premier Sekuritas menerangkan tentang praktik transaksi di pasar modal syariah sampai dengan tata cara transaksi saham di aplikasi Indo Premier Online Trading (IPOT). Indo Premier merupakan sekuritas pertama dengan Sharia Online Trading System (SOTS) di Indonesia yang mana aspek syariah dalam sistemnya sudah disertifikasi oleh DSN-MUI. Melalui SOTS tersebut, secara otomatis perdagangan hanya dapat dilakukan pada saham syariah. Selain itu investor juga terhindar dari unsur-unsur terlarang secara syariah lainnya seperti margin-trading dan short-selling.
Selanjutnya, Isa menjelaskan beberapa tips dan saran seputar rinvestasi di saham syariah, yaitu pertama diawali dengan mengenali terlebih dahulu produk dan bisnis perusahaan yang akan dibeli sahamnya. Kemudian, investor pemula juga dapat membeli saham yang bersifat blue chip (memiliki kapitalisasi pasar besar dan sering ditransaksikan). Karena, saham blue chip memiliki rekam jejak yang baik sehingga risiko investasinya lebih terukur. Saran ketiga adalah dengan memilih saham dari perusahaan yang mencatatkan keuntungan atau laba di laporan keuangannya. Saran selanjutnya adalah memilih perusahaan dengan utang yang sedikit. Terakhir investor dapat memilih perusahaan yang valuasi atau harganya murah di pasar modal.
Setelah sesi pemaparan materi selesai, acara webinar dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dari peserta kepada narasumber. Salah satu pertanyaan dari peserta ditujukan kepada Andri Soemitra tentang cara mahasiswa mengelola keuangan untuk berinvestasi di pasar modal. Andri menyampaikan bahwa mahasiswa harus mulai dapat mengatur keuangannya dengan mencatat arus keuangannya.
“Kalau mau meningkatkan kesejahteraan cuma dua caranya, satu berhemat, dan dua menambah pendapatan” ujar Andri. Lebih lanjut, Andri menuturkan bahwa berinvestasi tidak harus dengan modal besar, namun modal terbesar adalah literasi.
Sebagai informasi, rekaman acara ini masih bisa diikuti di laman YouTube KNEKS.
Penulis: Bazhari Azhar Azizi
Redaktur Pelaksana: Ishmah Qurratu'ain